Powered By Blogger

Rabu, 21 Agustus 2013

Seorang di seberang

Seorang di seberang
Seorang di seberang sana yang lama tak kusapa matanya,
Seorang di seberang sana yang tak kulupa wajahnya.
Ku harap tak begitu banyak lengan pria yang telah hatimu sandari,
Tapi itu tak penting lagi jika lengan dan hati ini jadi yang terakhir bagimu.
Semoga tuhan punya rencana tentang kita,
Tentang kita bersama atau yang menurut-Nya yang terbaik untuk kita.

Seorang di seberang sana yang kusimpan potretnya dalam kanvas imaji,
Aku belum melupakan wajahmu walau telah dirias waktu
Lembut kesejukan yang melingkari wajahmu,
Menyamarkan ribuan helai rambut indahmu, terjaga atas printah-Nya.
Semoga kau tumbuh seperti yang kau inginkan,
Semoga aku berkembang seperti apa yang kau harapkan.
Berdo’a ku pada-Nya, beri aku waktu,
Tunjukan jalan yang memungkinkan kita berpapasan,
Dalam sudut ingatan yang tajam, tanpa terbentur tembok lupa,
Hingga mata kita tak tersamar paras yang telah dirias waktu,
Semoga saat itu aku merupakan aku yang terbaik.

Seorang di seberang sana yang belum kulupa wajahnya,
Seorang di seberang sana yang membuatku enggan berimajinasi tentang setan bila mengingatnya.
Seorang diseberang sana itulah dirimu,
Yang dipisah dua jalur berlawanan arah, dibawah langit Timur Jakarta yang sama.