Powered By Blogger

Kamis, 10 Oktober 2013

Akhir Desember


Gerimis berjatuhan menghantam tanah,
Awan kumal menumpahkan rasanya,
Andai kubisa seperti mereka,
Bebas menangis saat desember,
Menyirami orang yang berpesta,
Tertawa dibawah duka,
Mengakhiri semua, dihitungan ke dua belas,
Hitungan baru menjadi awal, awal pembenaran penghapusan dosa yang lalu.
Mendung dan pesta, sendu dan tawa.
Suasana ini menyindirku.

Mendung Yang Kumal


Awan mendung yang sendu melayang berhimpitan, saling rangkul,
Menelusup ke dalam dada,
Menciptakan corak kapas kumal bekas pakai.
Aku tak mau menatap melas genangan air yang keruh,
Hanya ada kau yang tersenyum menggelayuti tangan seseorang,
Entah sudah berapa banyak sidik jari yang memebekas di hatimu,
Yang kutahu punyaku tak tembus sedalam itu,
Hanya dipermukaan dadamu, sebagai penghibur.