Powered By Blogger

Rabu, 09 Juli 2014

Noda Jari Kelingking



Kubiarkan jari kelingking ini tetap bersih di bulan putih,
Ku tak mau ikut bertanggung jawab karena berdiri disisinya,
Mereka yang diduga menyembah berhala
Atau mereka yang diduga menyembunyikan senjata.

Selalu ada pilihan lain dari dua yang diberikan,
Kuhargai usaha kalian menjual diri,
Kuhormati mereka yang mendewakan idola,
Tapi Aku tidak sedang ada di arena panggung idola.

Selamat Malam


Izinkan tubuh ini mencumbu ranjang,
Hiraukan matahari yang sedang menjalankan tugasnya,
Aku memasuki pintu mimpi, semoga ada dia didalam.

Pagi itu cantik rupawan, tapi tak pernah semanis malam.
Aku berharap malam lebih lama memeluk semesta.

Selamat malam pagi, aku ingin kau temani tidurku.
Hari telah dipenghujung malam, mentari sudah berias cantik di ufuk,

Hariku selesai. 

Kamprett


Kami bertatapan, mata kami lurus beradu.
Wajahnya agak bergetar diantara air sungai yang mengalir lemas.

Aku sangat mengenalnya,
Luarnya, sampai yang disembunyikan dibalik bajunya.
Dia kamprett.
Kadang dia bertingkah normal, lebih sering menjadi kamprett.
Dia suka menjadi kamprett.

Aku memukul wajahnya, cipratan air memukul balas.
Wajahnya beriak tawa, sampai air kembali tenang.
Dia selalu berlindung dibalik sesuatu,

Dia pengecut, dia Kamprett.

Mabuk Anggur


Jangan mabuk dulu,
Kau bahkan belum meneguk setetes pun,
Anggur itu masih tersegel cantik dalam botol,
Cinta pandangan pertama tak selalu seindah film drama,
Dia juga sadar dengan hal itu.

Tebus dia,
Genggam dan alirkan kehangatan kelehernya,
Hirup aromanya, jangan mabuk dulu,
Kau bahkan belum tau lagu favoritnya.

Cicipi manisnya, pahitnya kemudian.
Lepaskan genggaman, letakan diatas meja beralas putih.
Tatap matanya, perhatikan warnanya,
Cumbu dan mabuklah bersamanya.
Anggur yang cantik lagi memabukan,
Kapan kubisa meminangmu?