Powered By Blogger

Senin, 16 Februari 2015

Hitamm..

Dia lupa cara melangkah,
kakinya turuti kepala yang kebingungan,
Beku, mati rasa,
Hanya ada hitam yang memutari kepala,
Andai ada yang bisa disalahkan, 
Tangannya siap menghajar habis - habisan,
Tapi pada siapa? 
Paling mudah menjangkau diri sendiri,
Kalau saja tak ada rasa sakit, 
Takkan ragu dia menerjang peluru, bahkan maut.

Pintu beragam kelir,
Mereka ada dimana - mana,
Mengambang dalam gelap,
Dia benci memilih,
Kenapa Tuhan tak beri saja dua, Benar atau Salah,
Kakinya sudah hilang selera,
Semu, semua jadi semu,
Pintu - pintu itu, Ruang gelap, Kakinya bahkan Dirinya.

Dia memilih menunggu,
Membiarkan waktu gerogoti dirinya perlahan,
Detik demi detik..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar