Musik tak
lepas dari alat
musik itu sendiri,
anda mempunyai alat
musik dan bisa
memainkannya dengan baik
atau pas – pasan. Alat
musik banyak macam
dan menghasilkan bunyi
yang beragam bersamaan
dengan ragamnya alat
musik itu sendiri
yang banyak.
Pengalaman saya
pertama kali memegang
alat musik sewaktu
kelas satu SMP,
guru kesenian saya
menyuruh bawa suling
atau recorder. Dan
itu otomatis menjadi
alat musik pertama
yang saya pelajari, saya bisa
memainkannya meski dengan
level medium saja
tidak sampai expert ,
karena hanya untuk
kepentingan pengambilan nilai
kesenian. Naik kelas,
masih disekolah yang
sama tapi guru
kesenian saya menyuruh
membawa Pianika alat
musik seperti Keyboard
atau Piano yang
memiliki tuts untuk
menentukan nada apa
yang kita mainkan
dan harus ditiup
untuk menghasilkan atau
mengeluarkan suara dari
nada itu. Saya lebih
menyukai Pianika dari
pada Recorder, karena
suaranya yang lebih
enak dan berkelas.
Haha suara yang
berkelas, seperti apa
itu? Tapi lagi – lagi saya
hanya sekedar memainkannya
sampai level medium,
tapi paling tidak
masih lebih bagus
dari beberapa orang
teman saya yang
memainkannya lebih buruk.
Pernah saat pengambilan
nilai kesenian yang
menguji permainan Pianica
teman saya tertinggal
dan berhenti ditengah
jalan, tapi saya
terus bermain cukup
baik meski akhirnya
agak kagok karena
ulah guru kesenian
itu sendiri yang
menyimak permainan saya
dengan senyum – senyum yang
secara konyol menghancurkan
konsentrasi saya sejenak,
beruntung saya bisa
melanjutkan sampai lagu
selesai meski hanya
mendapat nilai 70
dan ucapan “ lumayan “ bu
Manurung.
Seiring dengan
pertambahan usia dan
perubahan keadaan tidak
ada guru kesenian
yang mengambil nilai
Recorder atau Pianica, saya
meninggalkan kedua alat
musik itu. Sang
Recorder menggantung dengan
santai ditembok kamar
dan Pianica entah
kemana karena hanya
barang pinjaman. Kemudian saya
mendengarkan beberapa band
lokal atau bahkan
band internasioanal seperti
Radiohead tentunya, mereka
tidak menggunakan Pianica
apalagi Recorder inisiatif
saya memegang – megang gitar
di kamar kaka’
saya kemudian dilanjutkan
dengan membunyikan suara – suara
yang tidak karuan
bahkan cenderung mengganggu.
Akhirnya kaka’ saya
memberikan beberapa kunci
dasar seperti ; A, C, D, E, F , G dan kemudian
B, karena agak
sulit memainkan B
jadi belakangan.
Genjrang – genjreng tidak
karuan, gak jelas
yang ada hanya
tiga jari tangan
kiri yang sakit
dan mengelupas kulitnya
saya memutuskan
menyerah atau berhenti
beberapa waktu. Kemudian
saya kembali mencoba
memainkan fucking guitar,
sampai akhirnya saya
bisa bilang lebih
mendingan daripada waktu pertama
memainkan gitar. Tapi
sebenarnya masih parah,
kalau sebelumnya saat
memainkan Recorder dan
Pianica bisa mencapai
level medium, ini
masih amatir saja
sampai sekarang pun. Haha .
Sampai ketika
gitar akustik sudah
masuk gudang saya
otomatis tidak main
gitar lagi, seiring
saya semakin menggilai
Radiohead dan sudah
mencapai tahap Jonny
Greenwood wanna be atau
minimal Thom Yorke
kalau seperti Jonny
Greenwood tidak kesampaian
dan sepertinya memang
mustahil haha. Akhirnya saya
mengambillah gitar itu
dari gudang kemudian
membersihkan dan mengganti
senar – senarnya yang sudah
karatan, kaka’ saya
berkali – kali bilang “ gitar
itu sudah mati,
bunyi nya sudah tidak
sesuai standar “ ,
saya tetap memainkannya
saja dan saya
pikir lumayan juga
untuk memuaskan nafsu
bergitar. Sampai akhirnya
saya sendiri harus
dengan berat hati
bilang “ gitar ini
benar – benar sudah tidak
bisa di genjreng “. Sampai
akhirnya saya ingat
tentang cara memainkan
gitar tidak hanya
digenjreng masih bisa
dipetik, ditambah saya
baru dengar beberapa
musisi yang bermain
gitar akustik dengan
dipetik, saat itu
saya menyukai cover
version ‘ First of the
gang to die ‘ milik Morrissey
yang di cover
Zee Avi musisi malayasia.
Saat itu saya
spontan berfikir kalau
orang malaysia bisa,
mengapa saya tidak?
Kebetulan hubungan Indonesia
dan malaysia sedang
panas – panasnya. Tapi
lupakan dulu antara
Indonesia dan malayasia,
saya mengulik First of The Gang to Die versi
Zee Avi saya googling
kuncinya dan saya
kira cukup mudah
dan bisa saya
mainkan saya pertama
bermain dengan menggenjreng
biasa, tapi tidak
ketemu tempo nada dan irama
genjrengan yang pas.
Sampai saya coba
paksakan tempo genjrengan
irama sampai memainkan
satu lagu, tapi
memang tidak pas
dan gak masuk.
Kemudian saya mencoba
bermain seperti Zee,
saya mulai kulik
petikkan gitarnya. Sampai
akhirnya saya fokuskan
hanya pada senar
satu, dua, tiga
karena senar empat, lima,
enam tidak menghasilakan suara
yang pas dan
keci menurut saya. Sampai
akhirnya Voila saya menemukan
petikan yang pas
dan masuk; 3, 2, 1 – 2, 3, 2, 3 –
2, 1, 2, 3 – 3, 2, 1 – 2, 3, 2, 3
ganti kunci dengan
petikan yang sama
kemudian ya disesuaikan
saja. Dan saya
menyadari saya hanya
memetik senar satu,
dua, tiga kalau
begitu kenapa saya
harus menekan tuts ( bagian
senar yang ditekan
pada leher gitar
nb: “agak ngasal sih” ) sampai
diatas senar tiga
kenapa tidak saya
sederhanakan saja? Dengan
kata lain hanya
menekan senar dikisaran
satu, dua, tiga
saja. Dan saya
pun memainkan dengan
cara demikian alias
dengan tiga senar
saja, dan voila suaranya
cukup keci menurut
saya. Saya tidak
tahu apakah tekhnik
ini memang ada
atau biasa digunakan,
yang pasti saya
bukan guitar hero
seperti Tohpati, Balawan dll
yang jago akan
tehknik gitar bahkan
menciptakan tekhnik baru.
Saya hanya terdesak
keadaan yaitu
karena suara gitar
yang kalau degenjreng
fals dan skill
saya payah apalagi
kalau harus memainkan
kunci gitar yang
sulit menurut saya,
jari masih sering saja
kagok dan terpeleset.
Untuk lebih detil nya
tentang permainan tiga
senar yang saya
maksud, saya coba
menggambarkannya dibawah ini . Gambar rusak, karna pake ms. word, saya belum menyiapkan gambar baru. Mohon maaf Cheers
Menjadi Kunci
G Kunci G
versi 3 senar
Menjadi
Kunci
A Kunci
A versi 3
senar
Begitu seterus nya untuk kunci – kunci yang lain, intinya hanya bermain di senar 1, 2, 3 memetik dan menekan kunci hanya di tiga senar terbawah. Untuk kunci – kunci yang memang sudah ditiga senar bawah seperti D berarti tidak ada perubahan dalam menekan kuncinya dan memetiknyapun ditiga senar itu saja.
Intinya saya
hanya ingin bermain
gitar, tetapi gitar
saya fals untuk
digenjreng dan skill
saya payah, jadi
saya mencari cara
gampangnya saja. Entah bisa
diterima dunia internasional
atau memang sudah
ada sebelumnya yang m enemukan dan
memainkannya yang
penting saya cukup
senang dengan permainan
saya dan hanya
sekedar memuaskan nafsu
bergitar saja. Cheers
Pada bagian belakang gitar saya tertulis " Blessed By; George Harrison(The Beatles), Tony Iomi(Black Sabbath), Jonny Greenwood(Radiohead), Nick Valensi(The Strokes). Mereka gitaris favorit saya mudah - mudahan skillnya menular kej jari- jari ini.
Pada bagian belakang gitar saya tertulis " Blessed By; George Harrison(The Beatles), Tony Iomi(Black Sabbath), Jonny Greenwood(Radiohead), Nick Valensi(The Strokes). Mereka gitaris favorit saya mudah - mudahan skillnya menular kej jari- jari ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar