Powered By Blogger

Sabtu, 11 Januari 2014

Pesan Ditembok

Pesanmu datang melalui udara,
Bertanya kabar, usapan kata sayang, hangat peluk kata rindu.
Berjatuhan jarang – jarang seperti gerimis,
Kau bilang hatimu mendung.

Tiga hari,
Tulisan – tulisan itu hanya menempel ditembok kamar,
Kata – kata manis yang hanya jadi santapan semut hitam,
Tanpa balasan.

Rindumu bertanya,
Kali ini tajam, menyudutkan,
“Aku kangen, apa kamu enggak?”
Aku tidak berani membacanya lama – lama,
Huruf – huruf itu semakin menyudutkan,
Mereka membentuk wajahmu.
“Kamu enggak kangen?”
Pesannya menjurus jadi interogasi penyidik,
Aku terpojok disudut kamar,
Oleh rentetan pesan. Pertanyaan.

Aku tidak,
Rasa itu sudah untuk yang lain.
Aku hanya jawab dalam hati.
Kubiarkan ribuan pesan memenuhi kamar,
Memojokanku.
Tanpa balas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar