Powered By Blogger

Kamis, 26 Maret 2015

Nama



Tangannya gemetar, gigi bergidik,
Parang tergeletak, sisi tajamnya masih hangat darah,
Dia baru saja menang duel,
“Menang?”, “Menang?”,,”Hahahahaaa...”,,,
Setan dikanan kiri tertawa.

Sulit perankan penjahat dan pengecut sekaligus,
Dia bahkan takut membayangkan wajah ibunya,
Menyesal? Tubuhnya sudah terpojok, bersandar tembok,
Sebentar lagi juga dijemput.

Suara kecil dari balik tembok memanggil nama,
Nama yang dulu pernah dipakainya,
Nama yang terlalu bagus baginya,
“Abaikan, abaikan”,
Hatinya berbisik, tapi telinga terasa jauh dari dada.

Lembar – lembar halaman dibalik begitu cepat,
Tangan kanannya terlanjur mencabik – cabik tubuhnya,
Dia memperlambat bagian akhir,
Mengingat sebuah nama,
Tak ada bayangan, gelap.. sepi.. dingin...
“Nama!”..”Namaa!!”...Namaaa!!!”...
“Nama Tuhanmu!!!!...”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar